Salah satu perbedaannya terletak pada warnanya. model batik Jogja berwarna putih dengan corak hitam, sedangkan baju batik Surakarta berwarna kuning dengan corak tanpa putih. Penggunaan kain baju batik ini pun berbeda-beda. Di Kraton Jogja, terdapat aturan yang pakem mengenai penggunaan desain busana batik ini. Untuk acara perkawinan, kain batik yang digunakan haruslah bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidoasih, Taruntum, ataupun Grompol. Sedangkan untuk acara mitoni, kain batik yang boleh dikenakan adalah kain batik bermotif Picis Ceplok Garudo, Parang Mangkoro, atau Gringsing Mangkoro.
Batik keraton Yogyakarta dan Surakarta berasal dari sumber yang sama,yakni pola batik Keraton Mataram. Tak heran bila banyak pola keduanya yang sama,meski dalam perkembangannya ada juga bedanya. Banyak kesamaan pola,meski namanya berbeda. Pola yang di Surakarta disebut Parang sarpa, di Yogyakarta dikenal sebagai golang galing. Pola liris cemeng di Surakarta, di Yogyakarta disebut rujak senthe. Satu perbedaan yang sangat nyata adalah dalam hal mengenakan wastra batik pola parang dan lereng. Pada gaya Surakarta,wastra batik dililitkan dari kanan atas miring ke kiri bawah,sedangkan gaya Yogyakarta miring dari kiri atas ke kanan bawah.Selain itu, Perbedaan batik Yogyakarta dan Surakarta yaitu terletak pada:
Jalur miring desain parang di Solo jalannya dari kiri atas ke kanan bawah, sedangkan di Yogyakarta dari kanan atas ke kiri bawah. Batik yang bermutu baik hampir tidak ada perbedaaan antara bagian depan dan bagian belakang. Karena itu bisa dipakai bolak-balik. Perbedaan hanya akan nyata kalau si pemakai mengenal tradisinya dan mengikuti cara memakainya.
Perbedaan yang lain adalah
warna dasarnya. Di Yogyakarta ialah penggunaan motif-motif geometris. Para penyelidik mendapatkan bahwa banyak diantara desain-desain geometris klasik ini juga terdapat pada obyek-obyek kuno yang banyak diantaranya sudah lebih dari 1000 tahun umurnya. Maka sebagian orang menganggap batik sudah ada dalam masa itu. Sebagian lain berpendapat bahwa motif-motif kuno itu mungkin sudah dikenal pada waktu itu tetapi tidak berarti bahwa sudah diterapkan dalam pembatikan. Tiap desain geometris mempunyai nama dan arti simboliknya sendiri. Mula-mula arti khususnya asal mula menentukan bagi saat-saat motif dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar