Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Selasa, 18 Januari 2011

Terjemahan Teks Serat Candrarini II

Pupuh I (sinom) bait 1
Bait ini merupakan bait pembuka dari serat candrarini. Pada bait ini berisi tentang saat penulisan dan atas perintah Paku Buwana IX. Naskah ini ditulis pada hari kamis tanggal 7 bulan Jumadilakhir pada tahun 1792 J.

Terjemahan bait-bait selanjutnya adalah sebagai berikut
:

Pupuh I Sinom

Serat Candrarini berisi piwulang atau nasihat terhadap wanita yang hidup dimadu dalam perkawinannya. Para wanita hendaknya selalu merawat diri serta mendukung kemauan suami agar perkawinannya lestari, sebagai contoh adalah para isrti Raden Janaka tersebut. Cantik wajahnya dan baik budinya, tiga orang diantaranya adalah putri raja dan yang dua orang adalah putri pandhita.

Istri tertua bernama Dewi Sumbadra dari negara Mandura, putri dari Sri Basudewa. Wajahnya cantik dan kulitnya kuning sehingga menyenangkan hati orang yang melihatnya. Ia selalu setia terhadap suami. Ia menganggap semua madunya adalah saudarannya. Karena keakrabannya tersebut sehingga tidak ada rasa khawatir di hatinya. Ia selalu dijaga oleh bidadari (karena saudara Wisnu). Para madunya setia dan tunduk terhadap Sang Dewi.

Kakaknya bernama Sri Baladewa serta Prabu Arimurtisangat sayang terhadap Dewi wara Sumbadra. Ia merupakan adik perempuan satu-satunya yang terpisah tempat tinggalnya , sehingga kedua raja tersebut selalu mengirimkan utusan untuk mencari kabar tentang adiknya tersebut.

Pupuh II Dandhanggula
Istri Raden Janaka yang kedua bernama Dewi Manuhara. Ia putri petapa yanng tinggal di gunung Tirtakawama. Wajahnya sangat cantik dan manis, kulitnya kuning agak kehijauan. Ada kekurangan pada diri Manuhara yaitu pada sanggulnya tidak memakai hiasan. Tubauhnya yang langsing serta halus gerak geriknya, sehingga membuat senang suaminya serta madunya. Ia juga membuat senang hati orang yang melihatnya.

Dalam melayani suami ia selalu senang hati, sifatnya tidak angkuh karena ia menyadari anak petapa. Sang Dewi tahan lapar, ia sering berdoa sehingga ia mengerti tentang adanya tanda-tanda atau isyarat yang akan terjadi.

Pupuh III Asmaradana

Istri Raden Jnaka yang ketiga bernama Dewi Ulupi. Ia keturunan begawan Kanwa yang tinggal di gunung Yasarata. Wajahnya cantik, gerak-geriknya menyenangkan hati orang yang melihatnya. Tinggi badanya sedang, pandanganya ramah. Tingkah lakunya “rumengkuh” terhadap suami dan madunya. Sang Dewi dapat melayani kemauan suami, anak serta saudaranya sehingga orang Madukara semua takut dan mengasihi Dewi Ulupi.

Pupuh IV Mijil

Diceritakan juga istri Raden Janakayang keempat bernama Retna Gandawati. Ia putri Sri Arjunayana ratu Sriwedari. Wajahnya sangat cantik dan kulitnya kuning. Kalau berjalan pelan. Tingkah lakunya menyenangkan hati, patuh terhadap suami dan berbudi luhur. Sang Dewi trampil terhadap semua pekerjaan. Nasihat dari bidadari diberikan kepada para madunya supaya dapat melayani suami.

Pupuh V Kinanthi

Istri Raden Janaka yang terakhir adalah Wara Srikandhi dewi nagari Cempalareja putri Sri Mahaprabu Drupada. Wajahnya benar-benar cantik (seperti kencana sinangling) dan badannya langsing. Hatinya baik, menyenangkan hati suami.

Wara Srikadhi suka membaca serat Palupi dan Sekar Wisantikandhah. Semua orang yang mendengarkan terpikat hatinya. Sang Dewi pandai berdandan, sesuai dengan busananya, sehingga ia menjadi contoh bagi para wanita. Semua madunya “direngkuh” dengan hormat sehingga para madunya menghormatinya. Sang Dewi tidak sombong karena Waskitha ing kawruh (dapat mengetahui tentang masalah yang tersamar). Ia berbakti terhadap mertua( Dewi Kunthi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar