GRASAK, merupakan salah satu kesenian Rakyat dari desa Petung, Kec.
Pakis, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Kesenian ini dipentaskan pada saat Festival Lima
Gunung ke 10, di desa Keron, kec Sawangan, Kab Magelang. Untuk melihat videonya, silahkan klik di sini
https://www.facebook.com/photo.php?v=256411877705637&set=vb.100000104805298&type=2&permPage=1
Minggu, 08 Januari 2012
TULADHA ATUR MIDODARENI
Midodareni
Nuwun.
Sanggyaning para rawuh ingkang kinurmatan, kawuryan
saking mandrawa risang calon penganten miwah sapengombyong sampun arsa prptaa
ing wismaning pamengku gati. Praptanira calon pinanganten miwah pengombyong
ngturaken pambagya kawilujengan.
Nalika semana risang penganten kakung miwah
pangombyong sampun kepareng mrtitisaken satataning lampah sinengkuyung mring
para kadang miwah sentana, karsanipun Bapak-Ibu-------ingkang arsa bebesanan
kaliyan bapak-ibu-------kawuryan saking mandrawa kathik ngasta saniskaraning
ubarampe srah-srahan, manekawarni wujud lan
SASTRA PERBANDINGAN 3
PERBANDINGAN CERITA NABI MUSA A.S dengan CERITA SIUNG WANARA
Synopsis kelahiran Nabi Musa. a.s
Raja Fir’aun
mendapat ramalan dari seorang ahli nujum, bahwa menurut firasat falaknya, seorang bayi lelaki akan
dilahirkan dari kalangan Bani Isra'il yang kelak akan menjadi musuh kerajaan
dan bahkan akan membinasakannya.
Dari ramalan tersebut, Raja
Fir'aun segera mengeluarkan perintah agar semua bayi lelaki yang dilahirkan di
dalam lingkungan kerajaan Mesir dibunuh dan agar diadakan pengusutan yang
teliti sehingga tiada seorang pun dari bayi lelaki, tanpa terkecuali, terhindar
dari tindakan itu.
Pada suatu hari
Yukabad melahirkan seorang
SASTRA PERBANDINGAN 2
Perbandingan
Cerita Terjadinya Rawa Pening dengan Terjadinya Danau Ranu Grati
A.
Ringkasan Cerita Terjadinya Rawa
Pening
Pada zaman dahulu di desa Ngasem hidup seorang gadis
bernama Endang Sawitri. Penduduk desa tidak seorangpun yang tahu kalau Endang
Sawitri punya suami, namun ia bisa hamil. Tak lama kemudian ia melahirkan dan
sangat mengejutkan penduduk karena yang dilahirkan bukan seorang bayi melainkan
seekor naga. Anehnya naga itu bisa berbicara seperti halnya manusia. Naga itu
diberi nama
SASTRA PERBANDINGAN 1
Pengaruh
Cerita Pewayangan Terhadap Cerita Panji di Jawa
Cerita
pewayangan merupakan cerita yang adiluhung. Meskipun kita ketahui bahwa induk
dari cerita pewayangan bukan berasal dari Jawa, namun cerita-cerita di dalam
pewayangan tersebut sedikit banyak telah membawa pengaruh terhadap karya-karya
sastra yang ada di Nusantara khususnya di Jawa. Pengaruh tersebut menjadi
inspirasi-inspirasi para pujangga Jawa dalam menciptakan karyanya, sehingga
karya sastra Jawa menjadi
MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
MANAJEMEN TENAGA
KEPENDIDIKAN
A.
Definisi Manajemen
Tenaga Pendidik Dan Kependidikan.
Tenaga pendidik dan
kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam
upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai
yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Untuk memahami konsep
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, kita terlebih dahulu harus mengerti
arti manajemen dan tenaga pendidik dan kependidikan.
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Inggris,
Metodologi Filologi
Metodologi Filologi
Perkembangan rasionalisme pada abad ke-18 juga berpengaruh pada pemahaman tentang hermeneutika. Hermeneutika pun, yang tadinya hanya digunakan di dalam proses penafsiran Kitab Suci, ternyata juga dapat diterapkan pada bidang-bidang lainnya, yang non Kitab Suci. “Norma-norma penafsiran Kita Suci”, demikian tulis Spinoza, “hanya dapat menjadi cahaya bagi rasionalitas yang cocok untuk semua.”
Tantangan untuk menerapkan metode hermeneutika pada bidang-bidang non Kitab Suci. Yang menjadi
DONGENG MULA BUKANE KUTHA TULUNGAGUNG
“Mula
Bukane Kutha Tulungagung”
Dhek jaman biyen ana kulawarga sing manggon ana papan
mencil adoh saka karameyan. Kulawarga mau duwe anak siji, jenenge Agung. Bapak
lan ibune mung menehi jeneng ngono kuwi marang anake lanang. Panggonane adoh
saka omahe pendhudhuk liyane. Kiwa tengene mung alas gung liwang-liwung. Isih
akeh bukit-bukite barang. Pak Suta lann bojone ya ora ngerti panggonan kuwi
kebawah prajane sapa.
Pak Suta dalah kulawargane manggon ana ing gubug pring
sing cukup kuat. Si Agung duwe kucing ireng mulus
SOSIOLOGI SASTRA
SOSIOLOGI SASTRA
1.
Pengantar
Sosiologi sastra sebagai suatu
jenis pendekatan terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi
epistemologis yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra
berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra
adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan dengan demikian memiliki
keterkaitan resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem dan nilai dalam
masyarakat tersebut (Soemanto, 1993; Levin, 1973:56). Sebagai suatu bidang
teori, maka sosiologi sastra dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan keilmuan
dalam menangani objek sasarannya.
Istilah "sosiologi sastra" dalam ilmu sastra
dimaksudkan untuk
TULADHA CONGKOKAN
Praktek Congkokan
A: Kula nuwun?
B: Inggih, mangga mlebet. Kula
aturi pinarak kanthi eca lan sekeca. Saksampunipun panjenengan lenggah, kula hangaturaken
kasugengan awit rawuh panjenengan wonten ing griya kula.
A: Inggih mbakyu, pikantuk
pangestunipun Gusti Pangeran, sowan kula ginanjar wilujeng, Alhamdulillah kula
tansah pinaringan kawilujengan saha kabagaskuwarasan saking Gusti Ingkang
Akarya Jagad.
B: Inggih syukur alhamdulillah
menawi mekaten. Ehm, wonten wigatos menapa kok njanur gunung,
ATUR PANGLAMAR
TULADHA ATUR
PANGLAMAR
Kasugengan,
rahmat saha berkahing Allah ingkang Maha Asih mugi tansah kajiwa kasarira
dening para lenggah kakung sumawana putri ingkang minulya.
Dhumateng
panjenenganipun Bapak…. sekaliyan saha Ibu…. ingkang kepareng amakili, miwah
para rawuh ingkang dhahat kinurmatan.
Inggih
awit
ATUR PASRAH PANINGSET
TULADHA ATUR PASRAH PANINGSET
Assalamu’alaikum
W. W
Dhumateng panenenganipun para pepundhen, para
pinisepuh ingkang satuhu kula bekteni, para tamu kakung sumawana putri saha
para pilenggah sedaya ingkang satuhu kinurmatan, para kadang wredha mudha
ingkang tansah tinangsulan tangkebing raos pasedherekan ingkang kawula
tresnani.
Nun inggih nyuwun pangapunten dene kula kumawantun
nyigeg anggen panjenengan sedaya nedhengipun sami wawan pangandikan. Keparenga
kula nyuwun wekdal sawetawis inggih saperlu nuhoni awit saking keparengipun
Bp/Ibu Bambang sekalian, kinen hangaturaken
TERJEMAHAN
TEKS PRASTHANIKAPARWA
1. Demikianlah
Sang WaiÇampãyana akan berpaling,
tetapi
mahãrãja (raja besar) Janamejaya hanya
berpaling darinya
:
“ Hai pendeta Mahamuni, apakah perbuatan
raja besar Yudhişţira, sehingga dia akan habis dibunuh sang kelompok Yadu?
Bagaimana, ini membuat ddua terus supaya diberi
bantuan”.
Disana Raja besar Janamejaya, berkatalah
bhagawan WaiÇampãyana, anda akan
berpaling :
“
Bahwa petuah (contoh) raja besar Yudhişţira buat Sang Arjuna,berkatalah beliau:
“ ingatlah kamu akan diberi bantuan Sang
Dewa Kala begini, karena dari segala sesuatu yang ada/mahkluk mati, Sang Dewa
Kala dari segala sesuatu yang ada itu, kita serta melihat kekhawatiran Sang
Dewa Kala karena sebaiknya kita beristirahat di tempat saudara pada lubang gua
di hutan sebab mereka bertemu membicarakan tiga dunia , olehmu jangan bernafsu
pada
KAJIAN
TEORI FILOLOGI
NASKAH DENGAN JUDUL
“Srimpi, Lagon, Pasindhenan,
Gendhing Pandhelori Yasan Paguron Tamansiswa”
A. Filologi
Filologi berasal dari bahasa
Latin yaitu philos dan logos. Philos artinya cinta dan logos
artinya kata atau ilmu. Jadi filologi secara harfiah berarti cinta pada
kata-kata (Djamaris, 1977: 20). Setelah mengalami
perkembangan arti, maka pengertian filologi adalah pengetahuan tentang
sastra-sastra dalam arti luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan dan
kebudayaan (Baroroh-Baried,dkk., 1985: 54). Objek
penelitian filologi meliputi naskah dan teks. Dengan meneliti naskah
maka akan dapat diketahui bentuk kebudayaan suatu bangsa.
B.
Naskah dan Teks
Naskah adalah karangan tulisan
tangan baik asli maupun salinannya (Poerwadarminta, 1954: 447). Sedangkan
naskah Jawa adalah karangan tulisan tangan baik asli maupun salinannya yang
menggunakan bahasa Jawa baik bahasa Jawa Kuna, Jawa Pertengahan maupun Jawa
Baru yang ditulis dengan
Langganan:
Postingan (Atom)