Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Minggu, 08 Januari 2012

KAJIAN TEORI FILOLOGI
NASKAH DENGAN JUDUL
  “Srimpi, Lagon, Pasindhenan, Gendhing Pandhelori Yasan Paguron Tamansiswa”


A.    Filologi
Filologi berasal dari bahasa Latin yaitu philos dan logos. Philos artinya cinta dan logos artinya kata atau ilmu. Jadi filologi secara harfiah berarti cinta pada kata-kata (Djamaris, 1977: 20). Setelah mengalami perkembangan arti, maka pengertian filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan dan kebudayaan (Baroroh-Baried,dkk., 1985: 54). Objek penelitian filologi meliputi naskah dan teks. Dengan meneliti naskah maka akan dapat diketahui bentuk kebudayaan suatu bangsa.

B.     Naskah dan Teks
Naskah adalah karangan tulisan tangan baik asli maupun salinannya (Poerwadarminta, 1954: 447). Sedangkan naskah Jawa adalah karangan tulisan tangan baik asli maupun salinannya yang menggunakan bahasa Jawa baik bahasa Jawa Kuna, Jawa Pertengahan maupun Jawa Baru yang ditulis dengan
aksara Jawa, Arab Pegon atau Arab Gondhil, Latin pada bahan lontar, daluwang, dan kertas pada umumnya (Darusuprapta, 1985: 1).
Teks adalah rangkaian kata-kata yang merupakan bacaan dengan isi tertentu atau kandungan naskah atau muatan naskah atau uraian yang memberi informasi mengenai kebudayaan suatu bangsa pada masa lampau yang disajikan dalam bentuk lisan atau tertulis. (Hesti Mulyani, 2009: 2).

C.    Bentuk teks
Teks yang berjudul “Srimpi, Lagon, Pasindhenan, Gendhing Pandhelori Yasan Paguron Tamansiswa” merupakan karya sastra Jawa yang berbentuk prosa dan tembang. Ditulis pada kertas folio dengan menggunakan aksara Jawa dengan bahasa Jawa kuno. Teks ini ditulis pada sisi kanan dengan menggunakan tinta warna hitam dan merah.

D.    Cara Kerja Penelitian Filologi
Naskah baru bisa berharga, apabila masih dapat dibaca dan dipahami (Djamaris, 1977: 20). Pemahaman teks yaitu mengerti setiap kata dari istilah dalam teks dan bahasa teks. Adapun cara kerja penelitian filologi adalah sebagai berikut:
1.      Inventarisasi Naskah
Inventarisasi naskah yaitu mendaftar semua naskah yang ditemukan baik secara individu maupun pengamatan langsung di perpustakaan-perpustakaan bagian pernaskahan. Naskah tersebut didaftar dengan menggunakan nomor naskah, urutan naskah, tulisan naskah, tempat dan tanggal penyalinan naskah, naskah tersebut kemudian dapat dilihat dalam katalogus (Djamaris, 1977). Naskah dengan judul “Srimpi, Lagon, Pasindhenan, Gendhing Pandhelori Yasan Paguron Tamansiswa” ini diinventarisasi di Perpustakaan Tamansiswa Dewantara Kirti Griya Yogyakarta dengan kode AM. 14.
2.      Deskripsi Naskah
Deskripsi adalah membuat uraian atau gambaran keadaan naskah secara fisik dan non-fisik dengan teliti dan diuraikan secara rinci dan sejelas mungkin (Djamaris, 1977). Dalam tiap naskah dijumpai bentuk atau ragam aksara Jawa yang berbeda-beda, hal itu dikarenakan setiap penulis mempunyai ciri tulisan tersendiri. Penulisan aksara Jawa bersifat silabik (Darusuprapta,1984) artinya satu aksara melambangkan satu silabel atau satu suku kata.
3.      Membaca Naskah
Naskah yang dibaca sebaiknya memiliki kriteria yang baik agar memudahkan untuk penelitian. Naskah yang dipilih sebaiknya isinya lengkap dan tidak menyimpang dari naskah lainnya, tulisannya jelas dan mudah dibaca, keadaan naskah baik dan utuh, bahasanya lancar dan mudah dipahami, umur naskah lebih tua atau paling tua diantaranya (Djamaris, 1977).
Ada dua cara dalam pembacaan naskah yaitu secara heuristik dan hermeneutik. Membaca heuristik adalah pembacaan menurut sistem bahasa yakni sistem bahasa normatif. Membaca hermeneutik adalah pembacaan yang berusaha untuk menemukan makna dari naskah yang diteliti.
4.      Transliterasi Naskah
Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad ke abjad yang lain. Dalam penelitian “Srimpi, Lagon, Pasindhenan, Gendhing Pandhelori Yasan Paguron Tamansiswa” transliterasi yang dilakukan yaitu transliterasi standar atau transliterasi ortografi yaitu penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad ke abjad yang lain sesuai dengan pedomaan ejaan huruf latin berbahasa Jawa yang disempurnakan yang masih berlaku.
Transliterasi ini bertujuan untuk: 1) memperkenalkan atau mengetahui naskah-naskah lama yang ditulis dengan huruf daerah, 2) penyebarluasan isi naskah karena banyaknya orang yang tidak mengenal atau akrab dengan tulisan daerah, 3) memudahkan pembacaan isi naskah. 4) mempercepat pemahaman isi naskah dalam kepentingan penelitian naskah (Hesti Mulyani, 2009: 66-67).
5.      Parafrase
Naskah dengan judul “Srimpi, Lagon, Pasindhenan, Gendhing Pandhelori Yasan Paguron Tamansiswa” adalah naskah yang berisi tembang atau bisa disebut puisi tetapi sebagian berbentuk prosa. Jadi bisa dikatakan bahwa naskah ini berbentuk puisi-prosa. Agar mudah dalam memahaminya maka perlu dibuat parafrasenya.
6.      Terjemahan
Terjemahan adalah penggantian bahasa satu menjadi bahasa yang lain atau pemindahan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran (Darusuprapta,1984: 11). Dalam terjemahan dimungkinkan mengubah susunan kalimat. Tanda baca dalam tembang mengikuti tanda yang berlaku dalam teks Indonesia (Padmosoekatja, 1953: 29). Dalam terjemahan diterjemahkan berdasarkan konteks kalimat (terjemahan bebas) karena susahnya mencari padanan kata bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar